Pati, RadarMuria.Com
Seminar Nasional bertema 'Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Pati Berkontribusi Memperkuat Persatuan Indonesia', digelar di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (5/8).
Bupati Pati H. Haryanto, menjadi salah satu narasumber pada seminar itu memaparkan, Kabupaten Pati memiliki 401 desa dan 5 kelurahan, mempunyai aneka kesenian dan ragam kebudayaan.
"Sekian ribu budaya di Indonesia menjadi salah satu faktor penguat persatuan dan kesatuan negara kita. Berbeda - beda tetapi saling menghormati", papar bupati.
Bupati menyebut, keanekaragaman seni dan budaya yang luhur harus tetap dipertahankan dan dilestarikan, jangan sampai diakui dan menjadi milik bangsa lain.
"Ada perasaan iba, manakala warisan seni dan budaya tidak dicintai dan dikembangkan oleh generasi penerus", lanjutnya.
Mencintai dan melestarikan budaya, menurut bupati, merupakan bagian mempertahankan kebudayaan agar tidak punah atau hilang akibat tergerus perkembangan zaman.
Ia berharap, tidak hanya berhenti di seminar semacam ini saja, tetapi seni dan budaya kita dapat terus dikembangkan oleh para pemerhati dan pelaku budaya di Kabupaten Pati.
Acara yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Jadi Pati dan HUT RI 2019 ini, dihadiri oleh para guru seni dan budaya, seniman dan budayawan serta unsur terkait lain, total berjumlah 100 orang.
Kepala Disdikbud Kabupaten Pati, Winarto, selaku ketua panitia penyelenggara mengatakan, tujuan seminar ini adalah untuk membangun dan mempererat rasa solidaritas serta meningkatkan kelestarian kesenian dan adat - istiadat sebagai warisan leluhur yang memiliki nilai - nilai seni budaya yang adiluhung.
"Semoga dengan digelarnya seminar nasional ini, bisa memberikan ilmu dan bekal kepada kita sebagai warga Pati yang mampu melihat bahwa kebudayaan itu penting. Budaya yang diturunkan oleh para leluhur kita itu, adalah sesuatu yang mulia", tutur Winarto.
Selain Bupati H. Haryanto, narasumber lain yang menyampaikan paparan pada seminar itu adalah dari praktisi dan akademisi.
Terdiri atas Direktur Warisan Budaya dan Diplomasi pada Ditjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dosen Unnes Semarang, Dosen ISI Surakarta dan Asosiasi Antropolog Indonesia.
(RM. Usman)
0 komentar:
Posting Komentar