Pati, RadarMuria.Com
Menjajaki kemungkinan pendirian Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagaimana digagas oleh DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kabupaten Pati guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, maka dilakukan kunjungan konsultasi ke STA Jetis Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah pada Rabu (29/1), terdiri atas Kabid Penanaman Modal Didik Eka Haribawa, Kasi Promosi Endah Murwaningrum dan Kasi Pengembangan Sunarto.
Kedatangan 'delegasi' DPMPTS Kabupaten Pati tersebut diterima oleh Kepala UPTD STA Jetis pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Didik Dwi M. beserta staf, di ruang kerja kantor UPTD setempat.
Pilihan ke STA Jetis yang berada di Jalan Bandungan - Ambarawa Km. 1 itu, karena STA dinilai menjadi tujuan para pedagang ritel (ecer) dari berbagai daerah di Pulau Jawa untuk belanja (kulakan) hasil - hasil pertanian dan perkebunan.
Sub Terminal Agribisnis merupakan sarana pemasaran yang dibangun secara spesifik, guna melayani dan melaksanakan kegiatan distribusi komoditas dari sumber produksi (lahan) ke lokasi tujuan pemasarannya.
Dari penjelasan Didik Dwi M, diketahui bahwa STA Jetis Bandungan berdiri di atas lahan seluas 2.5 hektar milik pemerintah desa setempat.
Keberadaan sub terminal hasil pertanian tersebut sangat potensial dan mampu menyumbangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Semarang, mencapai 1.8 miliar rupiah per tahun.
Nilai sebesar itu didapat dari retribusi parkir dan fasilitas MCK serta penyewaan kios / los dan keranjang.
Adapun fasilitas lain yang ada, STA Jetis Bandungan dilengkapi ruang sortasi (penyortiran), grading (pengelompokan), cold storage (gudang pendingin), display room (ruang tampilan produk), washing (pencucian) dan packing (pengepakan).
Namun demikian, Didik Dwi mengakui bahwa masih banyak yang harus dibenahi, antara lain site plan yang kurang sesuai dengan kebutuhan.
Termasuk lahan parkir dan dukungan sumber daya manusia (SDM) serta lainnya.
"Jadi, STA Bandungan yang sudah lama berdiri pun, masih selalu berbenah menyesuaikan situasi dan kondisi", terang Didik Dwi M.
Sementara itu, setelah melihat dan mengamati keberadaan STA Jetis Bandungan, Kabid Penanaman Modal Didik Eka Haribawa merasa sangat optimis bahwa rencana pembuatan STA di wilayah Kabupaten Pati nantinya akan sangat bermanfaat bagi petani.
"Dalam hal pemasaran, petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani akan terbantu dengan keberadaan Sub Terminal Agribisnis", terang Didik.
Terlebih, lanjutnya, Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah penghasil pertanian di Pulau Jawa.
"Maka, dengan semakin banyaknya fasilitas pemasaran seperti STA ini, akan semakin optimal pula produk pertanian terdistribusikan, sehingga diharapkan dapat menambah pencapaian target investasi di Pati", jelas Didik didampingi Endah Murwaningrum dan Sunarto.
Untuk itu, sebutnya, DPMPTSP akan mengambil langkah - langkah dan berkoordinasi dengan OPD terkait.
"Serta mendiskusikan kajian tentang Sub Terminal Agribisnis di Kabupaten Pati", pungkas Didik Eka Haribawa.
Selama ini, pemasaran menjadi kendala besar yang dihadapi para petani.
Di Indonesia, rata - rata petani tidak mempunyai kekuatan dalam hal penentuan harga.
Hal itu disebabkan, petani tidak mampu menjual hasil pertaniannya secara langsung kepada konsumen.
Kondisi itu membuat petani harus bergantung pada para pengepul; dan tentu saja hal itu sangat merugikan petani.
Untuk itulah, Pemerintah Kabupaten Pati melalui DPMPTSP berupaya mendorong dan memberi fasilitas, sarana dan prasarana untuk meningkatkan posisi tawar petani dalam menentukan harga dan memasarkan produknya.
(RM. Usman)
0 komentar:
Posting Komentar