Pati, RadarMuria.Com
Mengantisipasi penyebaran Covid-19 di kalangan pejabat dan pegawai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Pati, perlu dilakukan rapid test.
Tes awal untuk mengetahui gejala terinfeksi virus corona itu, dilakukan di RSUD RAA Soewondo Pati, mulai Sabtu (16/5) kemaren, hingga rampung.
Hal itu dikemukakan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD RAA Soewondo, H. Pirno, di ruang kerjanya, Kamis (14/5).
Terkait rencana tersebut, pihaknya menyatakan kesiapan dengan fasilitas rumah sakit yang ada.
"Telah disiapkan alat rapid test sekira 3700-an unit. Petugas kami per hari hanya mampu melakukan tes sebanyak 150 orang", terang Pirno.
Hasil tes tersebut, lanjutnya, dapat diketahui hari itu juga, tetapi hasil itu akan disampaikan kepada Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati.
"Ini dalam rangka pencegahan dan deteksi dini. Kalau tidak, kemudian ada salah satu yang terinfeksi maka yang rugi kita semua", tutur Pirno.
"Telah disiapkan alat rapid test sekira 3700-an unit. Petugas kami per hari hanya mampu melakukan tes sebanyak 150 orang", terang Pirno.
Hasil tes tersebut, lanjutnya, dapat diketahui hari itu juga, tetapi hasil itu akan disampaikan kepada Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati.
"Ini dalam rangka pencegahan dan deteksi dini. Kalau tidak, kemudian ada salah satu yang terinfeksi maka yang rugi kita semua", tutur Pirno.
Dalam penanganan Covid-19 selama ini, Pirno menyebut, telah sesuai dengan standar kesehatan yang ditentukan.
"Tidak hanya oleh Kementerian Kesehatan tetapi juga standar yang diterapkan oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia PBB)", terangnya.
Ruang atau unit penanganan Covid-19 di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Pati itu, lanjutnya, menggunakan fasilitas prima, guna keselamatan dan kesehatan, baik bagi PDP maupun perawat yang menangani.
Ia pun menampik atas isu kekurangan APD bagi tenaga medis di rumah sakit itu, sehingga menimbulkan keengganan sebagian perawat atau dokter dalam menangani pasien Covid-19.
"APD sangat memadai dan cukup, walaupun kita belum tahu kapan wabah ini akan berakhir", ujarnya.
Terkait insentif yang dijanjikan pemerintah bagi tenaga medis yang terlibat dalam penanganan Covid-19, Pirno mengungkapkan, hal itu belum ada.
"Belum ada insentif yang diberikan karena anggarannya belum turun", ungkap Pirno.
Sebagaimana dikemukakan oleh pejabat yang berwenang, bahwa tenaga medis sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19 akan mendapat insentif yang besarnya bervariasi.
Disebutkan, untuk perawat akan mendapat insentif 5 juta, dokter umum 10 juta dan dokter spesialis 15 juta rupiah.
Penulis : RM. Usman
0 komentar:
Posting Komentar