Pati, RadarMuria.Com
Sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional, Kabupaten Pati pada musim panen padi hasil tanam MT-2 tahun ini, mengalami peningkatan hingga mencapai surplus.
Kendati mengalami panen mundur akibat musim hujan yang juga mundur karena terjadinya musim peralihan.
"Melihat angka - angka, Kabupaten Pati surplus pertanian", ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Mokhtar Efendi, Kamis (9/7), di kantornya Jalan Diponegoro Pati.
Namun demikian, lanjut Efendi, pada musim kemarau basah saat ini, sesuai instruksi Menteri Pertanian RI, tetap harus memacu tambah tanam.
"Juga pengendalian hama, karena tanaman harus sehat. Kita genjot terus karena padi menjadi kebutuhan pokok disamping tanaman hortikultura", lanjutnya.
Guna mendukung itu, tambah Efendi, Kementerian Pertanian saat ini telah memanfaatkan drone untuk pemetaan pertanian.
"Pemanfaatan drone nantinya oleh BPPT untuk mengetahui luasan lahan, waktu tanam dan panen serta data alsintan. Jadi nanti satu data", jelas Efendy.
Ditengah Covid-19, menurutnya, secara umum aktivitas atau kegiatan budidaya pertanian dan peternakan tidak terdampak.
"Pada awal - awal memang terkendala, tetapi sekarang sudah mulai stabil", terang Efendi.
Tanaman padi varietas Inpari-32 yang dikembangkan UPTD Balai Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pati |
Untuk produksi padi, dia menyebut, hingga akhir 2020 diprediksi mencapai 290 ribu sampai 300 ribu ton gabah.
Adapun penyerapan gabah petani tidak akan mengalami kendala karena petani masih memiliki alternatif jual ke pasaran, mengingat Bulog saat ini masih menetapkan harga dibawah pasar.
"Harga di pasaran berkisar 4500 rupiah dan masih relatif bagus. Sedangkan harga beras juga masih standar. Bahkan untuk beras premium pun hanya berkisar 10.500 rupiah", ungkapnya.
Sedangkan trend saat ini, tambah Efendi, padi varietas Inpari-32 paling digemari, disamping varietas lainnya.
"Melalui UPTD Balai Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, kami juga memproduksi benih padi jenis Inpari-32 yang bersertifikasi", tambahnya.
Dia pun meminta, petani dapat menerapkan pola tanam yang efektif dan efisien sehingga dapat memacu peningkatan produksi.
Penulis : RM. Usman
0 komentar:
Posting Komentar