Pati, RadarMuria.Com- Peluang kerjasama bidang pertanian antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dengan Pemerintah Korea Selatan sedang dibangun, ditengah Covid-19.
Hal itu terungkap saat Workshop Online dengan tema "Sukses Kerja Bidang Pertanian di Korea Selatan Dengan Visa E-8 Pada Masa Pandemi Covid-19".
Workshop berlangsung di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa (22/9), dihadiri Bupati Haryanto selaku narasumber, Wakil Bupati Saiful Arifin, Sekda Suharyono, dan Kepala OPD terkait.
Bupati mengatakan, peluang dan potensi kerjasama antara Pemkab Pati dengan Korea Selatan di bidang pertanian patut diapresiasi, mengingat pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian dan mengakibatkan krisis multidimensi.
"Pemerintah Kabupaten Pati telah melakukan beberapa upaya dalam penyelamatan perekonomian rakyat. Diantaranya melalui refocussing anggaran yang dipergunakan untuk memberi perlindungan bagi masyarakat terdampak pandemi, khususnya pelaku UMKM", terang bupati.
Untuk membantu sektor UMKM, lanjutnya, Pemkab menggandeng sektor itu dalam memproduksi masker dan suplemen atau multivitamin yang dibagikan kepada masyarakat dan para tenaga medis. Hal ini, jelas bupati, bertujuan sebagai stimulus agar roda perekonomian yang sempat tersendat dapat berputar kembali.
"Saya menyambut dengan tangan terbuka dan mengapresiasi program seperti ini yang merupakan sebuah solusi di tengah kondisi pandemi yang mengakibatkan banyak pekerja dirumahkan", ucap bupati.
Sulitnya mencari peluang kerja saat ini, menurutnya, menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda.
Angkatan Kerja (ilustrasi : /.net)"Kabupaten Pati memiliki sumber daya manusia yang potensial, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Apalagi Pati memang memiliki SMK yang mencetak lulusan siap kerja dan terampil dibidang pertanian dan peternakan, sesuai dengan program yang ditawarkan", ungkapnya.
Program kerja magang yang diinisiasi Kopitu itu, juga terbuka bagi yang belum memiliki ketrampilan khusus.
Oleh karena itu, bupati menghimbau, generasi muda lulusan SMK atau SMA dan universitas yang berminat, dapat mengikuti program tersebut.
"Ini peluang emas dalam mencari pengalaman, pekerjaan dan pengembangan potensi diri", imbuhnya.
Beberapa keunggulan program itu, sebut Haryanto, antara lain fokus di sektor pertanian, memberi jaminan dan kepastian yang tinggi kepada peserta.
Keunggulan itu karena visa E-8 dikeluarkan berdasarkan nota kesepahaman antara pemerintah kabupaten / kota dengan pemerintah daerah Korea Selatan.
Nota itu secara umum mengatur mekanisme intervensi pemerintah dalam pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui penyertaan modal negara, penempatan dana investasi pemerintah dan penjaminan.
(RM. Usman : po3/PO/MK)
0 komentar:
Posting Komentar