Daerah, RadarMuria.Com- Kabupaten Pati meraih penghargaan 'Central Java Potencial Investmen Challenge'.
Dengan proyek pembangunan sentra perikanan terpadu, mengantarkan Kabupaten Pati meraih penghargaan juara ke-2. Penghargaan serupa juga diberikan kepada Kota Surakarta yang menduduki Juara # dan Kabupaten Banyumas pada posisi Juara
Penyerahan penghargaan berlangsung di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (11/11), tempat digelarnya 'Webinar Central Java Investment Bussines Forum 2020' yang dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah.
Kegiatan itu terlaksana berkat kerjasama antara Bank Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan pihak terkait lainnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para investor menanamkan modalnya di wilayah Jawa Tengah karena potensi yang tersedia.
"Lahan masih sangat cukup untuk menampung kegiatan investasi, baik yang sudah berupa kawasan industri maupun kawasan peruntukannya" kata gubernur.
Gubernur menyebut beberapa kawasan industri ter-eksistem, misal kawasan industri khusus di Kabupaten Kendal, kawasan industri Wijaya Kusuma, BSB (Bukit Semarang Baru) dan Tanjungmas Export Processing Zone di Semarang serta kawasan industri di Kabupaten Demak.
Menurut gubernur, kekuatan Jawa Tengah terletak pada infrastruktur yang memadai, kemudahan jaringan transportasi didukung keberadaan terminal, pelabuhan , stasiun kereta api dan bandara.
Serta dukungan sumber daya manusia, ketersediaan gas dan air.
Gubernur meminta DPMPTSP dapat memberi kemudahan dan kecepatan pelayanan proses perizinan dengan penggunaan aplikasi OSS (Online Single Submission).
Bupati Pati Haryanto selain menerima penghargaan itu, juga didaulat menjadi narasumber webinar yang diikuti peserta dari dalam negeri dan luar negeri.
Dalam paparannya, Haryanto menawarkan potensi maritim di Kabupaten Pati.
"Kabupaten Pati juga menopang industri maritim di Jawa Tengah sebanyak 32 persen. Meski saat ini sudah ada pengolahan ikan di TPI Juwana, tetapi berdasarkan hal itu Pemerintah Kabupaten Pati ingin meningkatkan produktifitas dengan menawarkan sentra industri perikanan di pantai Juwana", terang Haryanto.
Mendukung peningkatan itu, saat ini sudah mulai dibangun tempat berlabuh kapal di Juwana dengan kapasitas kapal di atas 30 GT (gros ton) dan mampu menampung sebanyak 800 kapal.
"Hal ini membuktikan potensi Pati sebagai penghasil ikan bisa lebih baik lagi", lanjutnya.
Fasilitas yang ada, sebut bupati, akan dikembangkan untuk bisa menampung hasil tangkapan nelayan disamping untuk menghidupkan industri maritim di wilayah itu.
Adapun luasan lahan industri perikanan di Juwana mencapai 12.5 hektar yang diperuntukkan pembangunan dok kapal, tambat kapal dan sarana pendukungnya.
"Kita telah siapkan dana untuk pembangunan kawasan industri terpadu sekitar 2.6 milyar rupiah. Kedepan diharapkan, lokasi ini bisa menampung tenaga kerja dikisaran 20 ribu (orang)", ungkap Haryanto.
Dia berharap, ada investor yang siap membangun perusahaan di kawasan itu atau melakukan bentuk kerjasama bidang kemaritiman.
"Kami bersyukur, pada tahun lalu ada 2 investor yang masuk melalui forum seperti ini. Diantaranya adalah PT. SFI yang nilai investasinya 1.2 triliun untuk awal tahun 2021. Dan in sya Allah ketika sudah berjalan di 2022, investasinya akan ditambah menjadi 2.8 triliun", beber Haryanto.
Oleh karena itu, investor lainnya baik dalam maupun luar negeri, bupati mengajak berinvestasi di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani itu.
"Iklim investasi di Pati sangat bagus, karena pengurusan perizinan dan lainnya juga mudah. Ketika ada kendala diperizinan, yang turun langsung adalah kami dan akan kami bantu sampai selesai", tutur bupati.
Potensi investasi di Kabupaten Pati yang dapat dikembangkan antara lain bidang pertanian, perikanan, kelautan, industri dan pariwisata.
Dukungan infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja atau sdm, ketersediaan lahan dan kemudahan perizinan menjadi daya tarik dan 'daya jual' Kabupaten Pati dalam menarik minat investor menanamkan modalnya.
(RM. Usman :po2/PO/MK)
0 komentar:
Posting Komentar