Pati, RadarMuria.Com Diperlukan evaluasi yang lebih mendasar untuk mengendalikan produksi ayam dalam negeri, salah satunya dengan pengendalian impor ayam galur murni atau grand parent stock (GPS) berdasarkan tingkat konsumsi nasional yang akurat.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin (Safin), saat menjadi pembicara pada webinar bersama Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi, Senin (16/08).
Menurut Safin, saat ini peternak unggas dinilai masih survive dalam mempertahankan usahanya, yang tergolong masuk kelompok Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM).
"Tentunya ada kebijakan yang dibuat untuk kepentingan bersama, namun diperlukan juga evaluasi yang lebih mendasar", jelas Safin.
Misalnya, kebijakan cuting, lanjutnya, walaupun tidak diharapkan dan tidak menguntungkan semua pihak, karena sifatnya yang sementara, masih dilakukan.
Safin, yang juga pengusaha industri bidang perunggasan (karkas) itu berharap, kebijakan tersebut tidak akan berlangsung lama, karena dinilainya tidak sehat bagi industri perunggasan nasional.
"Oleh sebab itu, dalam pengendalian oversupply, pemerintah perlu melibatkan seluruh stakeholder terkait perunggasan, baik pelaku industri, peternak dan akademisi untuk menghitung kuota impor GPS sesuai kebutuhan", jelas Safin lagi.
Sehingga, tandasnya, pasokan unggas dapat dikendalikan dan diharapkan harga tetap terjaga di atas HPP.
(RM. Usman : /yus)
0 komentar:
Posting Komentar