Pati, RadarMuria.Com Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2022.
Kegiatan yang diikuti 100 peserta dari unsur nelayan berasal dari wilayah Kecamatan Tayu dan Kecamatan Dukuhseti itu, berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Tayu, dibuka oleh Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, MSc; Ph.D bersama Anggota Komisi V DPR RI, Sudewo, ST; MT.
Turut hadir, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Forkopimcam Tayu.
Dalam sambutan, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, beberapa tahun terakhir ini, kondisi iklim yang sangat beragam dan tidak menentu merupakan tantangan utama dalam prakiraan cuaca dan iklim diberbagai sektor.
"Hal ini meningkatkan perhatian kita tentang potensi terganggunya ketahanan pangan, termasuk disektor kelautan dan perikanan. Sehingga perlu dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi guna meminimalisasi dampak perubahan iklim disemua sektor", kata Prof. Dwikorita.
Apabila berhasil dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim, lanjutnya, berarti telah turut serta mendukung terwujudnya visi dan misi Program Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Ekonomi Maritim / Kelautan, sebagaimana tertuang dalam Nawa Cita Presiden RI.
Menurut Prof. Dwikorita, layanan informasi cuaca dan iklim dari BMKG, sangat bermanfaat untuk mendukung berbagai kegiatan, khususnya sektor kelautan dan perikanan.
"Informasi tersebut memuat berbagai batasan kriteria dan terminologi, serta istilah teknis yang terkadang sulit dipahami oleh pengguna, terutama disektor perikanan dan kelautan. Implikasinya adalah pemanfaatan informasi tersebut belum optimal, bahkan seringkali terjadi kesalahan dalam interpretasi. Untuk itu kita adakan SLCN, dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat nelayan terhadap informasi meteorologi maritim", lanjutnya.
Mengusung tema 'Dengan SLCN Mewujudkan Nelayan Hebat, Selamat dan Sejahtera', Prof. Dwikorita meyakini, bahwa dengan memahami informasi cuaca secara tepat, nelayan dapat mengambil keputusan tepat dalam strategi melaut guna meningkatkan keselamatan dan hasil tangkapan, sehingga sejahtera.
Anggota DPR RI, Sudewo mengungkapkan, diselenggarakannya SLCN 2022 yang meripakan hasil kerja sama pihaknya dengan BMKG ini, bertujuan memberi pembekalan pengetahuan kepada nelayan tentang meteorologi maritim, yang sangat berguna saat mencari ikan di laut.
"Dengan pengetahuan ini, nelayan akan dapat mengantisipasi cuaca dan tinggi gelombang laut, serta dapat mengetahui titik lokasi tempat berkumpulnya ikan, sehingga hasil tangkapan meningkat. Selain itu, juga dapat meminimalisasi resiko kecelakaan di laut", ungkap Sudewo, wakil rakyat asli Pati yang kini duduk di DPR RI Fraksi Partai Gerindra.
Sudewo berharap, nelayanan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan mengikuti SLCN sebaik - baiknya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan, Kabupaten Pati memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar, disamping potensi ekonomi lainnya.
"Panjang garis pantainya, mulai dari Pecangaan - Batangan sampai ke Puncel - Dukuhseti, mencapai sekira 60 kilometer. Menjadi garis pantai terpanjang di wilayah Jawa Tengah. Jumlah nelayan lebih dari 20 ribu dan nelayan kecil mencapai 3 ribu, dengan jumlah kapal ukuran besar di atas 30 GT (gross ton) sebanyak lebih dari 570 kapal. Ini potensi yang dimiliki Kabupaten Pati", terang Budi Prasetya.
Maka, menurutnya, dipilihnya Kabupaten Pati, khususnya Kecamatan Tayu, sebagai tempat penyelenggaraan SLCN 2022, adalah pilihan tepat.
"SLCN ini adalah sesuatu yang penting, maka peserta harus mengikuti dengan seksama dan penuh perhatian, sehingga pulang nanti dapat membawa ilmu baru tentang cuaca dan iklim. Kemampuan nelayan dalam membaca informasi cuaca dan iklim yang diberikan BMKG sangat penting. Dan informasi yang diberikan BMKG pasti akurat karena berdasarkan data ilmiah", jelasnya.
Ke depan, Budi Prasetya berharap, nelayan Pati semakin maju dan sejahtera.
Pembukaan SLCN 2022, ditandai pemukulan gong dan penyematan tanda peserta oleh Sudewo didampingi Kepala BMKG. Acara dilanjutkan penanaman pohon jenis matoa di tanggul Sungai Tayu, turut Desa Sambiroto, guna menahan dan memperkuat tanggul tersebut.
(Baginda :/ Gus Heru)
0 komentar:
Posting Komentar